Jumat, 24 April 2015

Hipertensi Retinopati

Hipertensi Retinopati

Hipertensi Retinopati,- Retinopati merupakan suatu proses yang ersumber dari degenari atua kelainan lain dari retina yang secara umum disebabkan oleh gangguan pemcerian nutrisi atau vaskularisasi maupun oksidasi, pemberian oksigen dari darah kurang mencukupi untuk kebutuhan jaringan. Akibat yang serius yaitu kerusakan retina, yang kadang-kadang menetap dan menyebabkan penurunan fungsi penglihatan bahkan kebutaan. Retinopati dapat terjadi karena hipertensi, arteriosklerosis, anemia, diabetes mellitus, dan leukimia. Hipertensi merupakan salah satu penyebab morbiditas dan moralitas paling sering diseluruh dunia. Kelainan pembuluh darah ini dapat berdampak secara langsung atau tidak langsung terhadap sistem organ tubuh.

Retinopati hipertensi merupakan suatu keadaan yang ditandai dengan kelainan pada vaskuler retina pada penderita dengan peningkatan tekanan darah. Kelainan pembuluh darha dapat berupa penyempoitan umum atau setempat, percabangan pembuluh darah yang tajam, fenomena crossing atau sklerose pembuluh darah. Kelainan pembuluh darah ini dapat menyebabkan kelainan pada retina yaitu retinopati hipertensi. Sejak tahun 1990 beberapa penelitian epidemiologi telah dilakukan pada sekelompok populasi penduduk yang menunjukkan gejala retinopati hipertensi dan didapatkan bahwa kelainan ini banyak ditemukan pada usia 40 tahun ke atas.

Klasifikasi Retinopati Hipertensi

Menurut Scheie, klasifikasi retinopati hipertensi adalah sebagai berikut :
  • Stadium I : Terdapat penciutan pada pembuluh darah kecil
  • Stadium 2 : Penciutan pembuluh darah arteri menyeluruh, dengan penciutan setempat sampai seperti benang, pembuluh darah arteri tegang, membentuk cabang keras.
  • Stadium 3 : Lanjutan dari stadium 2, dengan eksudat cotton, dengan perdarahan yang terjadi akibat dastole diatas 120 mmHg, kadang-kadang terdapat keluhan berkurangnya penglihatan.
  • Stadium 4 : Seperti stadium 3 dengan edema pupil dengan eksudat star figure, disertai keluhan penglihatan menurun dengan tekanan diastole kira-kira 150 mmHg.

Penyebab utama dari retinopati hipertensi adalah tekanan darah tinggi. Ketika tekanan darah menjadi tinggi, retina menjadi rusak. Bahkan hipertensi ringan bisa erusak pembuluh darah retina jika segera diobati dalam setahun. Hipertensi dapat merusak pembuluh darah kecil pada retina, menyebabkan dinding mereka menebal dan dengan demukian mempersempit pembuluh darah terbuka dan mengurangi suplai darah menuju retina. potongan kecil pada retina bisa menjadi rusak karena suplai darah tidak tercukupi. Sebagaimana perkembangan retino hipertensi, darah bisa bocor kedalam retina. Perubahan ini menyebabkan kehilangan penglihatan secara bertahap, terutama jika meeka mempengaruhi macula, bagian tengah retina.

Diagnosis retinopati hipertensi ditegakkan berdasarkan anamesisi dan pemeriksaan fisis.Selain itu, pemeriksaan penunjang seperti funduskopi, pemeriksaan visus, pemeriksaan tonometri terutama pada penderita lanjut usia dan pemeriksaan USG B-Scan untuk melihat kondisi dibelakang lensa diperlukan untuk membantu menegakkan diagnosis pasti.

Penderita dengan hipertensi biasanya akan mengeluhkan sakit kepala dan nyeri pada mata. Penurunan penglihatan atau penglihatan kabur hanya terjadi pada stadium III atau stadium IV perubahan vaskularisasi akibat hipertensi.

Pada tahap yang masih ringan, hipertensi akan meningkatkan refleks cahaya  arterioler sehingga timbul gambaran silver wire atau copper wire. Namun dalam kondisi yang lebih berat, dapat timbul komplikasi seperti oklusi cabang vena retina (BRVO) atau oklusi arteri retina sentralis (CRAO).

Mengobati faktor primer sangat penting jika ditemukan perubahan pada fundus akibat retinopati arterial. Tekanan darah harus diturunkan dibawah 140/90 mmHg. Beberapa studi eksperimental dan percobaan klinik menunjukkan bahwa gejala retinopati hipertensi dapat berkurang dengan mengontrol kadar tekanan darah. Perubahan pola dan gaya hidup juga harus dilakukan. Penderita disarankan untuk menurunkan berat badan jika sudah melewati batas rata-rata berat badan ideal. Kurangi mengonsumsi makanan dengan kadar lemak jenuh sementara intake lemak tak jenuh dapat menurunkan tekanna darah. Batasi konsumsi alkohol dan garam, selain itu juga penderita harus melakukan olahraga secara teratur.

Sumber: Hipertensi Retinopati

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Facebook Themes